Kamis, 19 Desember 2019

Review Jurnal AI & IMS


Assalamualaikum kawan-kawan
Baik, kita lanjutkan tulisan sebelumnya ya….
Pada kesempatan kali ini akan me-review jurnal
Langsung sajaa….

Judul
:
Diagnosis Infeksi Menular Seksual Menggunakan Aplikasi Kecerdasan Buatan
Nama Penulis
:
Rudi Arif Candra, Dirja Nur Ilham, Hardisal
Tahun
:
2018
Volume
:
2 No. 2
Nama Jurnal
:
Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi
Latar Belakang
:
Pada era milenial sekarang ini pergaulan remaja seringkali tidak terkontrol tentang bahaya seks bebas dan minimnya pengetahuan berdampak pada penularan penyakit seksual yang dapat menyebabkan kematian. Umumnya para penderita infeksi menular seksual (IMS) merasa malu untuk berkonsultasi ke dokter. Maka dari itu, pengembangan perangkat lunak yang memanfaatkan potensi kecerdasan manusias angat dibutuhkan apalagi untuk mendiagnosis penyakit IMS yang bisa membantu setiap penderita penyakit IMS untuk mengetahui penyakit yang dideritanya tanpa harus merasa malu ke dokter dan juga bisa mendapatkan saran dan solusi untuk mengobatinya. Pengembangan ini tidak bermaksud untuk menggantikan spesialis atau dokter, namun untuk membantu dokter dan spesialis dalam mendiagnosis dan memprediksi penyakit yang dialami atau diderita pasien.
Tujuan
:
Membuat aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Bidang Biomedis khususnya untuk mendiagnosa Infeksi Menular Seksual (IMS) pada manusia yang berbasiskan WEB.
Metodologi
:
Dilakukan dengan studi literatur, browsing, analisa data, perancangan dan implementasi untuk menerangkan langkah-langkah dari proses system perancangan pada Admin serta ERD yang digunakan untuk menunjukan hubungan antara entity dengan database dan objek-objek (himpunan entitas) yang dilibatkan dalah sebuah basis data dan hubungan yang terjadi diantara objek-objek tersebut.
Hasil

Sebelum melakukan perancangan system, dilakukan analisis sitem untuk mengetahui permasalahan yang ada dilanjutkan dengan menyusun rencana solusi penyelesaian dari masalah yang dihadapi.
Basis pengetahuan system pakar diagnosa penyakit infeksi menular seksual untuk disajikan melalui gajala-gejala yang dipresentasikan dengan kaidah produk dan digambarkan dalam bentuk pohon biner. Pohon biner merupakan rancangan proses pengambilan keputusan pada penyakit. User akan diberikan gejala-gejala yang sudah tersusun di pohon biner tersebut dengan menjawab YA atau TIDAK lalu terus diberikan pertanyaan atau gejala sampai memperoleh kesimpulan dari penyakit ang diderita user tersebut. Jika penelusuran tidak sampai mendapatkan kesimpulan, system akan mencari penyakit yang paling mendekati berdasarkan gejala yang sudah ada. Namun jika tidak ada satupun gejala yang sesuai maka system akan memberikan informasi bahwa system belum bisa memberi kesimpulan penyakit apa yang diderita user tersebut.
Dalam hasil perancangan terdapat :
1.      Layar utama yang berisi informasi singkat mengenai website Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Biomedis Diagnosis Infeksi Menular Seksual (IMS).
2.      Layar jenis penyakit, berisi jenis-jenis penyakit IMS pada manusia
3.      Layar konsultasi, pengguna melakukan konsultasi dengan memilih gejala-gejala yang sudah disediakan
4.      Layar solusi, pengguna mendapatkan hasil solusi dari gejala-gejala yang sudah dipilih
5.      Layar menu login admin dan user, pengguna login dalam program
6.      Layar menu admin, terdapat menu input penyakit, input gejala, input relasi, ubah penyakit, ubah gejala, serta dapat melihat laporan penyakit, laporan gejala dari penyakit yang diderita user dan dapat melakukan logout
7.      Layar input penyakit, pengguna dapat menambahkan penyakit sesuai urutan penyakit yang telah disediakan
Kesimpulan
:
Peracangan website Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Biomedis Diagnosis Infeksi Menular Seksual (IMS) berbasis web hanya digunakan untuk menampilkan jenis-jenis penyakit kulit dan cara pengobatannya dengan software PHP, MYSQL dan Dreanweaver, dll. System ini membuat pasien atau user dapat mengetahui jenis penyakit yang diderita sebelum ke dokter. Web untuk user dan web untuk admin dibuat terpisah, sehingga user tidak bias mengubah isi di dalamnya.


Sumber :
Candra, R. A., Ilham, D. N., Hardisal. (2018). Diagnosis infeksi menular seksual menggunakan aplikasi kecerdasan buatan. Jurnal Manajemen Informatika & Komputerisasi Akuntansi. 2 (2). ISSN 2620-4339, 93-102.

Jumat, 29 November 2019

AI & IMS


Assalamualaikum warrahmatulloh wabarokatu

Bismillah kita mulai tulisan berikutnya yaa…
Aku akan bahas ini sebelum memulai review salah satu jurnal yang berjudul “Diagnosis infeksi menular seksual menggunakan aplikasi kecerdasan buatan”. Jadi tulisan kali ini berhubungan dengan jurnal tersebut yaitu Konsep artificial intelligence dan Infeksi Menular Seksual

Artificial Intelligence (AI)

AI (Artificial Intelligence) atau Kecerdasan Buatan merupakan salah satu cabang ilmu computer yang mempelajari bagaimana cara membuat sebuah mesin cerdas, yaitu mesin yang mempunyai kemampuan untuk belajar dan beradaptasi terhadap sesuatu.
Jika diartikan tiap kata, artificial artinya buatan, sedangkan intelligence adalah kata sifat yang berarti cerdas. Jadi artificial intelligence maksudnya adalah sesuatu buatan atau suatu tiruan yang cerdas. Cerdas di sini kemungkinan maksudnya adalah kepandaian atau ketajaman dalam berpikir, seperti halnya otak manusia dalam menyelesaikan suatu masalah.

4 Dasar Kategori di Konsep dasar AI (Kecerdasan Buatan)

1.      Acting Humanly
Acting humanly ialah system yang melakukan pendekatan dengan menirukan tingkah laku seperti manusia yang dikenalkan pada tahun 1950 degan cara kerja pengujian melalui teletype yaitu jika penguji (integrator) tidak dapat membedakan yang mengintrogasai antara manusia dan computer maka computer tersebut dikatakan lolos(menjadi kecerdasan buatan).
2.      Thinking Humanly
Yaitu system yang dilakukan dengan cara intropeksi yaitu penangkapan pemikiran psikologis manusia pada computer,hal ini sering diujikan dengan neuron ke neuron lainnya atau sel otak dengan sel otak lainnya cara pembelajarannya yaitu melalui experiment-experimen.
3.      Thinking Rationaly
Ini merupakn system yang sangat sulit ,karena sering terjadi kesalah dala, prinsip dan prakteknya,system ini dikenal dengan penalaran komputasi.
4.      Actng Rationaly
Yaitu system yang melakukan aksi dengan cara menciptakan suatu robotika cerdas yang menggantikan tugas manusia.

Disiplin Ilmu AI
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa AI merupakan salah satu cabang Ilmu Komputer. Tapi karena kompleksitas area AI maka dibuat sub-sub bagian yang dapat berdiri sendiri dan dapat saling bekerja sama dengan sub bagian lain atau dengan disiplin ilmu lain. Berikut ini beberapa cabang ilmu sub bagian dari AI :
1.      Natural Languange Processing (NLP)
Natural Languange Processing (NLP) atau Pemrosesan Bahasa Alami, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sistem untuk menerima masukan bahasa alami manusia. Dalam perkembangannya, NLP berusaha untuk mengubah bahasa alami komputer (bit dan byte) menjadi bahasa alami manusia yang dapat kita mengerti. NLP merupakan ilmu dasar yang dapat dijadikan jembatan untuk membuat komunikasi antara mesin dengan manusia.
2.      Expert System (ES)
Expert System (ES) atau Sistem Pakar, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sebuah sistem yang dapat bekerja layaknya seorang pakar. ES dapat menyimpan pengetahuan seorang pakar dan memberikan solusi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tadi. ES juga merupakan salah satu cabang AI yang sering melakukan kerja sama dengan disiplin ilmu lain karena sifatnya yang dapat menyimpan pengetahuan.
3.      Pattern Recognition (PR)
Pattern Recognition (PR) atau Pengenalan Pola, merupakan salah satu cabang AI yang mempelajari pembuatan sebuah sistem untuk dapat mengenali suatu pola tertentu. Misalnya sistem PR untuk mengenali huruf dari tulisan tangan, walaupun terdapat perbedaan penulisan huruf A dari masing-masing orang tetapi PR dapat mengenali bahwa huruf tersebut adalah huruf A. Beberapa aplikasi dari PR antara lain : voice recognition, Fingerprint Identification, Face Identification, Handwriting Identification, Optical Character Recognition, Biological Slide Analysis, Robot Vision dan lainnya.
4.      Robotic
Robotic atau Robotika, merupakan salah satu cabang AI yang menggabungkan cabangcabang AI yang lain termasuk ketiga cabang di atas untuk membentuk sebuah sistem robotik. Keempat cabang AI di atas merupakan cabang umum yang banyak dipelajari, masih banyak cabang-cabang AI yang lainnya. Seiring perkembangan riset dalam AI, dapat dimungkinkan akan muncul cabang-cabang baru yang melengkapi unsur AI sehingga AI menjadi sebuah sistem lengkap dan akan mencapai goal-nya yang sampai sekarang masih belum sempurna.

Tujuan dari riset-riset Artificial Intelligence (AI) / Kecerdasan Buatan adalah bagaimana membuat sebuah mesin bisa berfikir sama halnya dengan manusia yang bisa berfikir. AI digunakan untuk menjawab problem yang tidak dapat diprediksi dan tidak bersifat algoritmik atau prosedural. Sampai saat ini, para peneliti di bidang AI masih banyak menyimpan pekerjaan rumah mereka disebabkan kompleksitas penelitian di bidang Artificial Intelligence (AI) / Kecerdasan Buatan serta faktor dukungan teknologi untuk merealisasikannya. Karena area cakupan yang luas, Artificial Intelligence (AI) / Kecerdasan Buatan dibagi lagi menjadi subsub bagian di mana sub-sub bagian tersebut dapat berdiri sendiri dan juga dapat saling melengkapi satu dengan lainnya.

Infeksi Menular Seksual (IMS)

IMS (Infeksi Menular Seksual) disebut juga penyakit kelamin, merupakan salah satu penyakit yang mudah ditularkan melalui hubungan seksual, dengan ciri khas adanya penyebab dan kelainan yang terjadi terutama di daerah genital. IMS sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju (industri) maupun di negara berkembang. Insiden maupun prevalensi yang sebenarnya di berbagai negara tidak diketahui dengan pasti. Berdasarkan laporan-laporan yang dikumpulkan oleh WHO (World Health Organizations), setiap tahun di seluruh negara terdapat sekitar 250 juta penderita baru yang meliputi penyakit Gonore, Sifilis, Herpes Genetalis, dan jumlah tersebut menurut hasil analisis WHO cenderung meningkat dari waktu ke waktu (Daili,2005 : 6)
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral, dan seks anal. Istilah penyakit menular seksual semakin banyak digunakan, karena memiliki cakupan pada orang yang mungkin terinfeksi dan menginfeksi orang lain dengan tanda-tanda kemunculan penyakit. Penyakit menular seksual juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual telah diketahui selama ratusan tahun lamanya. (Wikipedia)
Infeksi Menular Seksual biasa juga dikenal sebagai Penyakit Menular Seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit kelamin. Tetapi, penggunaan istilah PMS atau penyakit kelamin sudah tidak digunakan lagi, karena beberapa jenis infeksi tidak hanya bisa menginfeksi bagian alat reproduksi saja atau dikarenakan hubungan seksual saja.
Perempuan lebih mudah terkena IMS dibanding lakilaki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. IMS pada perempuan juga sering tidak diketahui karena gejalanya yang kurang jelas dibandingkan dengan laki-laki.

IMS dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1.      IMS yang ditularkan melalui hubungan seksual, biasanya bibit/virus penyakit terdapat di cairan sperma, cairan vagina dan darah.
2.      IMS yang disebabkan/ditularkan tidak melalui hubungan seksual, melainkan disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Misal berganti-gantian menggunakan handuk atau pakaian dalam dengan oang lain, jarang menganti pakaian dalam, masturbasi menggunakan alat atau cara yang bisa menyebabkan luka atau lecet di alat reproduksi, cara cebok yang salah dan mengunakan air yang tidak bersih.

Pada dasarnya terdapat tiga gejala utama dari IMS, yaitu :
1.      IMS dengan adanya cairan yang keluar melalui alat kelamin,yang tidak biasa/tidak normal (duh tubuh). Misalnya Go (Gonore/Kencing Nanah) dan Klamidia.
2.      IMS dengan adanya luka pada atau sekitar alat kelamin. Misalnya Sifilis dan Herpes.
3.      IMS dengan adanya sesuatu yang tumbuh pada atau di sekitar alat kelamin (tumor), misalnya Jengger Ayam.


Baik sampai disini ya tulisannya . terima kasihhh
Wassalamualaikum warrohmatulloh wabarokatu

Referensi
Morris W. Firebaugh, “Artifial Intelligence – A Knowledge Based Approach”, 1989, PWS Publishing Company, Boston.
Penyakit menular seksual. (2019, Agustus 28). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses pada 17:29, Agustus 28, 2019, dari https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyakit_menular_seksual&oldid=15509622
Ismail, A.(2016). Analisis tingkat keterjangkitan infeksi menular seksual (IMS) pada wanita pekerja seks (WPS) di resosialisasi Argorejo Semarang. Skripsi. Program Sarjana Pendidikan Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang.

Sabtu, 02 November 2019

CBIS


Assalamualaikum wr. wb
Kawan kawan kali ini kita akan membahas tentang CBIS. Yuk disimak...

CBIS
CBIS ( ComputerBased Information System) merupakan sistem pengolah data  menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan. Pendapat lain mengemukakan bahwa CBIS merupakan sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk menjalankan sebuah atau beberapa tugas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa CBIS merupakan sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk mempermudah tugas manusia serta mendukung pengambilan keputusan.
CBIS memiliki beberapa komponen, antara lain:
1.      Perangkat Keras
perangkat keras merupakan komponen untuk melengkapi kegiatan memasukkan data, memproses data, dan keluaran data.
2.      Perangkat Lunak
Yaitu program dan instruksi yang diberikan ke komputer.
3.      Database
Yaitu kumpulan data dan informasi dan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.
4.      Telekomunikasi
Merupakan komunikasi yang menghubungkan antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
5.      Manusia
Yaitu personel dari sistem informasi, yang meliputi manajer, analis, programmer, dan operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan sistem.

Evolusi Sistem Informasi Berbasis Computer
1.      Fokus Data (SIA/DPA)
Sistem informasi akuntansi melaksanakan akuntansi perusahaan, aplikasi ini ditandai dengan pengolahan data yang tinggi dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan, mengubah data tersebut menjadi informasi serta menyediakan informasi bagi pemakai didalam maupun diluar perusahaan.

2.      Fokus Informasi (SIM)
Seiring dengan diperkenalkannya generasi baru alat penghitung yang memungkinkan pemrosesannya lebih banyak. Hal tersebut dioerientasikan untuk kosep penggunaan komputer sebagai sistem informasi manajemen (SIM), yang berarti bahwa aplikasi komputer harus diterapkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan informasi manajemen

3.      Fokus Pada Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan&memanfaatkan data&model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Sistem ini bertujuan untuk memberikan dukungan untuk pembuatan keputusan pada masalah yang semi/tidak terstruktur, memberikan dukungan pembuatan keputusan kepada manajer pada semua tingkat untuk membantu integrasi antar tingkat dan meningkatkan efektifitas manajer dalam pembuatan keputusan & bukan peningkatan efisiennya

4.      Fokus Pada Komunikasi (Otomatisasi Kantor)
Semua sistem elektronik formal & informal terutama yang berkaitan dengan komunikasi informal ke dan dari orang-orang di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem ini memiliki fungsi untuk memudahkan jenis komunikasi baik lisan maupun tulisan & menyediakan informasi yang lebih baik untuk pengambilan keputusan.

5.      Fokus Konsultasi (Sistem Pakar)
Program komputer yang berfungsi seperti manusia yaitu memberi konsultasi kepada pemakai mengenai cara pemecahan masalah.

Berdasarkan beberapa evolusi yang ada diatas menunjukkan bahwa dari setiap masing-masing sistem memiliki manfaat dan tujuan yang dibutuhkan dalam pencapaian yang menggunakan sisten informasi berbasis komputer

1.      Lingkup Data
Hirarki Data
Menurut Kadir (2004), secara tradisional data diorganisasikan ke dalam suatu hierartki yang terdiri atas elemen data, yaitu rekaman (record) dan berkas (file). Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna.Rekaman adalah gabubngan sejumlah elemen data yang saling terkait. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman ang bertipe sama membentuk sebuah berkas

2.      Penyimpanan Sekunder
·         SASD (Penyimpanan Berurutan)
Proses penyimpanan pada SASD terbilang cukup lambat karena untuk mencari data tertentu harus selalu dimulai dari awal. Contoh, magnetic tape. Penyimpanan ini sudah jarang dipakai, tetapi seringkali dipakai untuj backup, karena murah dan kapasitasnya yang besar (dalam Sulianta, 2008)
·         DASD ( penyimpanan akses langsung)
Menurut Sulianata ( 2008), proses penyimpanan ini jauh lebih cepat dibanding dengan SASD, karena untuk mengambil sebuah data tertentu tidak perlu dicari dari awal berurutan

3.      Pemerosesan Data

·         Pemerosesan Batch
Batch processing adalah suatu model pengolahan data, dengan menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Setelah data-data tersebut terkumpul dalam jumlah tertentu, data-data tersebut akan langsung diproses.
·         Pemerosesan Online
Adalah sebuah sistem yang mengaktifkan semua periferal sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk. Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data yang paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus diupdatekan ke data induk. Mencakup transaksi yang segera masuk, langsung diproses dan prosesnya real time. Setiap transaksi terjadi segera dibukukan

4.      Sistem Real Time
Adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama.

5.      DataBase
Era permulaan database ditandai dengan :
1)Pengulangan data
2)Ketergatungan data
3)Kepemilikan data yang tersebar

Konsep database
Yaitu integrasi logis dari catatan-catatan file. Tujuan dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data. Independensi data adalah kemampuaan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data. Independensi data dicapai degan menempatkan spesifikasi dalam tabel & kamus yg terpisah secara fisik dari program. Program mengacu pada tabel untuk mengakses data.
Struktur database
·         File
·         Catatan
·         Elemen data

Keunggulan dan kelemahan database dan DataBase Management System (DBMS)
Keunggulan :
·         Mengurangi pengulangan data.
·         Mencapai independensi data.
·         Spesifikasi data disimpan dalam tiap program aplikasi.
·         Perubahan dapat dibuat pada struktur data tanpa mempengaruhi program yang mengakses data.
·         Mengintegrasikan data dari beberapa file.

Kerugian DBMS :
·         Memperoleh perangkat lunak yang mahal.
·         Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar.
·         Memperkerjakan dan mempertahankan staf DBA
·         Peranan DataBase dan DBMS dalam memecahkan masalah (dalam Psikologi)

Referensi :
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-electronic-data-processing.html?m=1
Kadir. A. (2004).Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data. Yogyakarta: Andi
Sulianta, F. (2008). Komputer forensik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo